Sabtu, 31 Mei 2014

BAYIPUN PUNYA BAHASA


            Heni adalah ibu muda yang baru melahirkan dua bulan yang lalu. Sementara ia bersama sang suami tinggal sendiri di salah satu perumahan tanpa didampingi orang tua maupun mertua. Mau tidak mau, secara otomatis Heni harus merawat sendiri sang buah hatinya yang masih bayi.
            Dengan naluri seorang ibu serta melalui panduan bebarapa artikel dari buku maupun media, ia berusaha merawat sang buah hatinya sendiri. Namun ada kalanya ia kebingungan. Yaitu ketika si kecil menangis tak kunjung berhenti. Biasanya setiap kali si mungil menangis, ia langsung memberikan ASI dengan harapan diam dan tertidur. Namun kadang kala si mungil tidak mau berhenti menangis meski sudah diberikan ASI. Ada apa dengan dia ? Apa yang salah dengan bayi tersebut ?
            Meskipun belum dapat berbicara, namun bayi mampu mengekspresikan apa yang ia kehendaki. Salah satunya adalah tangisan yang merupakan alat komunikasi pertama yang dikuasai bayi. Lewat tangisan, bayi akan mengutarakan keinginan, kebutuhannya serta apa yang dirasakannya secara efektif. Tak heran, bayi menghabiskan banyak waktu untuk aktivitas ini.
Tangisan Lapar
            Bisa jadi si kecil akan memulai menangis jika lapar. Namun tangisan itu biasanya berulang-ulang. Misalnya, ia menangis lalu berhenti sejenak untuk mengambil napas, menangis lagi, berhenti sejenak untuk mengambil napas, demikian seterusnya.
            Untuk mengatasi hal ini mungkin semua ibu sudah banyak yang paham. Berikan ASI atau makanan tambahan jika usianya sudah waktunya sehingga si kecil kenyang lalu tidur. Pola tangis seperti ini memang memiliki kecenderungan bahwa si kecil lapar.
Karena Basah
            Kemudian lagi, bilamana si kecil menangis agak perlahan, makin lama makin keras, lalu terlihat badannya menggeliat-liat di tempat tidurnya. Si ibu tidak perlu keburu memberikan ASI atau makanan tambahan lainnya. Belum tentu tangisannya menandakan ia lapar, melainkan karena merasa risih lantaran popoknya basah karena ompol atau air lainnya. Karena tidak nyaman maka si kecil menangis sambil menggeliat-liat. Cara penanganannya segera gantilah popok atau pakaian yang dirasa terkena basah.
            Menurut dr. Keith Svenson dalam artikelnya Baby my Love edisi april 2009, semua bayi di dunia ini cenderung menyukai tempat atau popok yang kering dan bersih. Karena itu jika popok tersebut basah, maka bayi tersebut kurang nyaman dan menangis.
Menahan Sakit
            Tidak ada bayi normal di dunia ini yang sakit tidak menangis. Dan tangisan ini biasanya akan diekspresikan dengan suara tangisan yang bernada tinggi, seolah menjerit, kemudian terengah-engah pada saat menarik nafas, lalu menjerit lagi dan seterusnya.
            Dari sini sang ibu harus cermat dan waspada. Langkah awal yang harus dilakukan adalah dengan mencari sumber rasa sakit. Misalnya dengan menepuk-nepuk perut apakah ia kembung. Atau memegangi perutnya jangan-jangan kejang, lalu tangan digoyangkan, kaki atau leher dan kepalanya. Jika ia menjerit lebih keras ketika anda menggoyang bagian tertentu, itulah titik rasa sakit.
Bosan
            Setiap bayi yang sehat dan cerdas akan merasa bosan atau jenuh atau bahkan bosan dengan satu aktifitas saja jika terlalu lama didiamkan. Bilamana sudah bosan, maka ekspresi yang dikeluarkan adalah tangisan untuk mendapat perhatian. Biasanya tangisan ini lebih mirip teriakan ketimbang tangisan. Dan, ia akan tetap menangis seperti ini selama ia merasa bosan.
            Karena itu sang ibu harus selalu memberikan stimulasi untuk menghilankan rasa bosan tersebut. Maka ketika menemani si kecil bermain, cobalah berbagai aktifitas yang berbeda, agar tidak monoton selalu menginovasi jenis permainan atau saat bercanda.
Mengantuk
            Jika si kecil merasa kesepian karena sendiri ditinggal aktivitas sang ibu, biasanya ia akan merengek-rengek, kepalanya mungkin terangguk-angguk beberapa saat. Jika terlihat tangannya digosok-gosokkan pada mata atau wajahnya, berarti ia mengantuk. Penanganannya, ayun-ayunkan secara perlahan sampai akhirnya tertidur.
            Sebagai makhluk sosial yang suka bergaul, bayi juga butuh teman yang selalu disisinya. Jika merasa kesepian, tangisannya akan terdengar menyayat atau menyedihkan. Jika hal ini terjadi maka sang ibu hendaknya cepat-cepat menggendong, biarkan sampai tenang kemudian lanjutkan aktivitas sang ibu tersebut. Atau kalau bisa sambil menggendong, tidak ada salahnya beraktivitas sambil menggendong si kecil.

Sumber : Majalah Furqon     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar